CBT Hanya untuk Sekolah yang Bersedia dan Miliki Infrastruktur Memadai
Kepala Bidang Penilaian Non-Akademik, Puspendik, Giri Sarana, di Jakarta, Rabu (4/3/2015) mengatakan, sekolah yang memiliki infrastruktur memadai namun tidak bersedia mengikuti CBT, tidak dipaksa untuk ikut. Ada pula sekolah yang menyatakan siap, tetapi tidak punya infrastruktur seperti yang dipersyaratkan, tidak dapat melaksanakan CBT. “Jadi sekolah yang menjadi perintis CBT adalah sekolah yang lulus verifikasi dan menyatakan kesediaannya,” ujar Giri.
Beberapa persyaratan sekolah yang dapat mengikuti UN CBT, misalnya sekolah setidaknya harus memiliki jumlah komputer dengan perbandingan satu komputer untuk tiga siswa. Setiap ruang ujian juga harus memiliki satu server dengan kapasitas memadai.
Pada saat verifikasi di lapangan, aplikasi CBT diinstal agar sekolah dapat melakukan uji coba UN CBT untuk peserta ujian di sekolah tersebut. “Tujuannya agar siswa latihan membiasakan diri dengan ujian menggunakan komputer ini. Konten soal untuk uji coba ini adalah soal UN beberapa tahun yang lalu,” tutur Giri. Ia menambahkan, rencananya minggu depan, Kemdikbud akan mengumumkan sekolah mana yang terverifikasi siap dan bersedia melaksanakan UN CBT.
Sumber: http://www.kemdiknas.go.id/kemdikbud/berita/3883
No comments:
Post a Comment